Untuk kedua kalinya aku jatuh hati. Dengan sahabatku yang mungkin satu perjuangan. Jadi heran, baru kemaren patah hati, sekarang jatuh hati lagi. Satu hal yang membuat aku bingung, kenapa aku bisa menyukai orang yang berinisial nama yang sama dan merupakan teman dekatku.
Entahlah, hati tak bisa ditebak.
Ku rasa, aku mulai muak dengan segala sesuatu yang terjadi selama ini. Semua serba alami dan tiba2.
Anggap saja aku mengenalnya beberapa tahun yang lalu. Wajahnya lugu, matanya indah seperti bayi. Perfect untuk ukuran cowok ideal. Aku selalu salting didepannya. entahlah, tak ada perasaan khusus seperti deg2an atau apalah. Sekali salting tetap saja salting. Dan aku tidak pernah menyadari kehadirannya. Bahkan aku mulai membiasakan diri. Bisa dikatakan aku tidak mengakui bahwa mungkin aku menyukainya.
Tiba2 temanku yang juga temannya mulai curhat denganku. Alasannya simpel karna aku orang yg bisa dipercaya. Aneeh. disekian teman2 cewek, cuma aku yang dimintai tolong untuk menjaga hati cowok itu. Aku hanya bisa diam ketika dimintai tolong, lama kelamaan akupun mulai simpati untuk ikut mendekati si cowok. Walaupun dia rada angkuh, tetap saja aku tak takut.
Dan ternyata dia baik, baik banget malahan.
Lama kelamaan dia menjadi temanku. Gak dekat sih, tapi aku tetap saja menganggap ia teman dekatku. Ia selalu senyum jika menyapaku, bahkan selalu menggodaku dengan guyonan ala bayi. Mungkin aku sudah dianggapnya adik. Jangan heran ketika ia mulai memperhatikanku seperti anak2 pada umumnya, bahkan semua yang aku minta pasti selalu dikasih.
Ada yang aneh dengan tingkah lakuku. Secara spontan, aku mulai mengikuti gerak geriknya. Kemanapun ia pergi, aku selalu dibelakangnya. Padahal waktu itu aku lagi kasmaran dengan cinta pertamaku. Terbesit rasa iri ketika ia mengagumi cewek tercantik di sana. Hmm.. lama kelamaan, aku seolah2 berada di dua hati.
Antara CP1 dan CP2. Aku masih tetap cuek, toh aku hanya mengganggapnya teman. Tak lebih. Bahkan ketika teman curhatku bertanya "kamu suka dia ya? kok ceritanya itu2 mulu sih?". Aku hanya bisa diam karna tak sanggup untuk mengakui.
Baru ku akui ketika kita berdua jalan. Anggap saja shoping ke pasar di sore hari. Semua yang aku butuhkan langsung dipenuhi tanpa diminta. Bahkan sikapnya terlalu santun sehingga aku merasa aman didekatnya.
Sopan, santun, beriman, baik, perhatian, perfecto.!
Aku suka.
Tapi semua itu pudar ketika aku ingat, ia sedang menyukai orang lain. Mungkin orang itu terlalu spesial untuknya sehingga aku merasa sakit. Sama dengan nasibku di CP1. Kini aku mulai melepaskannya karna aku tau, aku tak memiliki secercah harapan.
Aku hanya berharap ia selalu menjadi teman baikku. Tak menjauh seperti yang dulu terjadi antara aku dan CP1.
Maaf, aku menyukaimu teman.
Sabtu, 28 Agustus 2010
Aku dan Bayi2 Syurga
Malem kemaren gw taraweh. Hmm.. sendiri sih karna temen2 pada sibuk dengan tugas yang menumpuk dan memilih untuk tarawehan di kost. Lokasi mushola dengan kost deket banget. cuma jalan beberapa langkah nyampe dah. Makin lama, shaf jema'ah taraweh makin menipis. Awalnya penuh (bahkan, gw harus taraweh dijalanan), tapi sekarang cuma tinggal beberapa shaf.
Tiap malem, pak ustadnya selalu membahas keutamaan solat taraweh, bahkan menyinggung keberadaan masyarakat yang umumnya lebih memilih jalan2 ke amplas.
Hmm.. terkadang gw geleng2 kepala melihat si ustad ber-su'uzhon ria (walaupun mungkin emang fakta). Gw sih cuma ngikut taraweh doank, asalkan taraweh lunas dan gak mikir macem2.
Yang tinggal cuma golongan ibu2, bapak2, dan anak2 kecil. Jarang2 juga mahasiswa nangkring di mushola yang memang bentrok banget sama kuliahan. Gw juga ngalamin ketika jadi pemantau ospek kemaren, capeknya luar biasa. Bahkan waktu tidurpun gak ada. Wajar dan itu harus dimaklumi.
Terbesit rasa kagum gw terhadap ibu2 yang membawa anak2 kecil ke mushola untuk taraweh bareng2. Yang anak cewek pada pakai kerudung kecil, baju muslimah. Yang anak cowok pada pakai baju koko.
Imut2 deh. Apalagi ketika mereka duduk manis mendengarkan ceramahan si ustad. Subhanalloh... calon bayi2 syurga yang lucu2.
Setiap pulang taraweh, gw liat ke langit. Indahnya bulan, bintang, menjadikan suasana hangat dan romantis di bulan ramadhan. apalagi ditambah senyuman para bayi syurga yang menghiasi mushola.
Hmm... semoga kalian jadi adik2 yang soleh. Tetaplah tersenyum dan duduk manis dibawah langit mushola. Jangan sirnakan istiqomahan dalam ibadahmu.
Si bayi2 penghuni syurga....
Tiap malem, pak ustadnya selalu membahas keutamaan solat taraweh, bahkan menyinggung keberadaan masyarakat yang umumnya lebih memilih jalan2 ke amplas.
Hmm.. terkadang gw geleng2 kepala melihat si ustad ber-su'uzhon ria (walaupun mungkin emang fakta). Gw sih cuma ngikut taraweh doank, asalkan taraweh lunas dan gak mikir macem2.
Yang tinggal cuma golongan ibu2, bapak2, dan anak2 kecil. Jarang2 juga mahasiswa nangkring di mushola yang memang bentrok banget sama kuliahan. Gw juga ngalamin ketika jadi pemantau ospek kemaren, capeknya luar biasa. Bahkan waktu tidurpun gak ada. Wajar dan itu harus dimaklumi.
Terbesit rasa kagum gw terhadap ibu2 yang membawa anak2 kecil ke mushola untuk taraweh bareng2. Yang anak cewek pada pakai kerudung kecil, baju muslimah. Yang anak cowok pada pakai baju koko.
Imut2 deh. Apalagi ketika mereka duduk manis mendengarkan ceramahan si ustad. Subhanalloh... calon bayi2 syurga yang lucu2.
Setiap pulang taraweh, gw liat ke langit. Indahnya bulan, bintang, menjadikan suasana hangat dan romantis di bulan ramadhan. apalagi ditambah senyuman para bayi syurga yang menghiasi mushola.
Hmm... semoga kalian jadi adik2 yang soleh. Tetaplah tersenyum dan duduk manis dibawah langit mushola. Jangan sirnakan istiqomahan dalam ibadahmu.
Si bayi2 penghuni syurga....
Langganan:
Postingan (Atom)