Kemarin, tepatnya malam setelah pulang dari beberapa tempat, aku membuka website google. Aku pikir, tidak ada salahnya jika aku bertanya kepada mbah google, penyakit yang aku derita. Dehidrasi akut, susah bernafas, susah menelan makanan sehingga nafsu makan berkurang dan berat badan permanen, terjadi peradangan di gusi, munculnya kelenjer di rahang bawah, demam yang berkepanjangan dsb.
Kanker NOMA, itulah yang tertera di google.
Disaat aku membaca penyebab, efek, dan pengobatan, aku menjadi bingung.
Kanker ini bermula karena kurangnya kesehatan pada mulut sehingga bakteri berkinerja membentuk tumor yang berakhir pada kanker. Sepele memang, walaupun tidak akan terasa sakit, namun menyebabkan kematian.
Apalagi, didorong faktor kurangnya protein yang menyebabkan imun tubuh menjadi lemah.
Aku tertegun melihat kata "kurang gizi" pada penderita penyakit ini.
Hmm..
kawan, jika aku boleh mengelak aku akan mencari beribu macam alasan untuk patut di vonis "kurang gizi".
Jujur, tubuhku tidak lagi berkembang disaat aku SD. Awal mula, aku di vonis menderita hernia, yang umumnya di miliki kaum pria. Setelah itu, aku menjadi demam. Kecil kecilan sih, sehingga aku diam.
Aku takut, papa marah. Aku malu. Setelah itu, aku susah untuk menelan makanan. Aku fikir, makanan itu gak enak sehingga disaat aku makan, aku mulai muntah. Mereka bilang "aku harus makan yang banyak, sehingga aku gak kurang gizi lagi".
Tubuhku, ketika dilihat dari luar, memang terlihat seperti orang kurang gizi. Biasanya orang kurang gizi, dialami oleh orang miskin yang tidak mampu memenuhi gizi karena kesulitan ekonomi.
Jangan salahkan papa, mama dan keluarga ku jika mereka malu memiliki anak sepertiku.
Jujur, aku benci diejek, di maki2.
Aku mulai berpikir, "aku punya salah apa? kenapa harus aku yang sakit?".
Aku malu. MALU banget.!
Tapi didalam tubuh, aku memiliki imun yang kuat. Ditambah lagi, otakku lumayan cemerlang.
Aku mengelak jika dikatakan "kurang gizi".
Karena selama ini, keluarga memberi asupan gizi yang lebih kepadaku. Aku bersyukur banget. Tapi karena Noma, aku gak bisa lagi menelan makanan. Aku jadi susah makan, dan akhirnya kurang gizi.
Aku suka nasi, daging, telur, kentang, biji2an dsb. Aku selalu makan itu. Cuma sayur dan belut yang gak aku suka.
Aku gak suka makan belut, karena belut itu mirip ular. Aku geli dan takut untuk memakannya.
Kalau sayur, aku susah untuk menelan. Walaupun sayur itu gak ada rasanya. Aku lebih suka makan timun, ato sayur yang masih dalam keadaan segar. Kalo makan burger, aku makan kok semuanya. Karena semuanya bisa aku kunyah. Beda sama sayur kangkung ato sayur lain yang lunak.
Ada hal aneh yang aku rasakan. Disaat aku sakit gigi, tiba2 demamku kumat. Aku cuma bisa diam, gak berani ngomong. Dan juga ketika aku jatuh dan bagian wajahku(termasuk kepala) terbentur, badanku panas. Dan itu gak cuma sekali dua kali. Karena di hari lain, benturan itu menyebabkan benjolan kecil yang nyeri banget kalo di sentuh.
6 Tahun aku mendiamkan diri dari rumah sakit. Aku gak mau ngeluh dan ngadu, karena yang aku dapatkan cuma celaan dari keluarga, teman dan juga tetanggaku.
Aku selalu bilang "aku sehat.!", walaupun ada rasa sakit di sekujur tubuhku.
Aku benci di cela terus.
Sejak TK, hingga saat ini, banyak yang mengkritik tubuhku tanpa tau perasaanku seperti apa.
Ketika mulai masuk ke rumah sakit, bukannya sakitku terobati, tapi kesakitan psikis yang aku dapatkan.
Jika ada yang menanyakan "kamu gak ngiri ngeliat teman2anmu bertubuh cantik dan sehat?".
Aku cuma bisa diam dan menjawab didalam hati "Iya, aku ngiri. ngiri banget."
Terkadang, aku ngerasa, Tuhan itu gak adil. Semua sakit yang ku rasakan, hanya menjadi beban.
Kadang, didalam hati aku bertanya kepada Tuhan "mengapa harus aku yang mengalami ini semua?"
Tapi aku tau, Tuhan gak akan jawab.
Aku sedih. Sedih banget. Tiap malam aku menangisi diriku yang memalukan. Mungkin reinkarnasi itu ada. Mungkin di masa lalu, aku adalah orang jahat. Makanya aku di hukum seperti ini.
Aku iri ngeliat teman-temanku. Mereka semua sehat. Aku pengen.
Tetanggaku pernah mengejekku "kalo kamu kaya' gini terus, gak mau makan banyak, gimana kamu bisa dapat pacar?".
Hehehe...
Aku malah tertawa mendengar pernyataan itu. Aku gak pernah mengharapkan yang lebih. Aku mau tumbuh normal seperti anak anak lain.
Mungkin, aku termasuk manusia yang gak bisa bersyukur. Karena terkadang aku merasa kesal, marah terhadap Tuhan. Aku percaya kok Tuhan itu ada. Tapi aku belom percaya, Tuhan itu adil.
Aku merasa kesakitan sendiri, gak ada yang mendukung secara moril dan psikis. Aku gak punya teman, bahkan aku merasa gak punya keluarga.
Yang aku tau, keluarga itu gak pernah mencaci makin satu dengan yang lain.
Aku tau kok, sebenernya tujuan mereka baik. Agar aku bisa bahagia. Tapi aku diciptakan memang sebagai makhluk individualis. Gak punya teman apalagi sanak saudara yang akan merasakan sakit sepenanggungan.
Kenapa ini semua harus untukku?
Noma, sejenis kanker yang bisa di obati, namun mematikan. Kanker ini bisa menular kepada siapapun dan berkembang untuk merusak sel dan jaringan tubuh.
Aku mudah terluka, tergores dan mengeluarkan nanah. Seluruh tubuhku kini dihinggapi nanah yang najis banget.
Aku jijik. jijik banget. Mungkin sama dengan penderita AIDS. Bedanya, kanker noma ini menular melalui mulut alias makanan. Bukan seks.
Aku sengaja ngasih tau kalian lewat blog ini. Aku harap, kalian bisa maklum kenapa aku semakin lama semakin menjauh. Aku gak mau, kalian terinfeksi kanker karna aku. Aku harap kalian sehat selalu.
Aku tau kok, disaat kalian tau semua, kalian akan menjauhi ku. Aku sadar akan hal itu.
Esok, ketika aku mati, aku akan sendiri. Tanpa orang tua, teman, saudara apalagi anak.
Aku gak akan bisa punya anak. Jika suatu saat aku hamil, sakitku akan tertular ke bayi itu.
Aku sadar.
Tapi aku percaya, aku bisa hidup lebih lama lagi. Aku punya tanggung jawab terhadap orang tua dan keluargaku.
Tahun depan, aku berencana untuk merehabilitasi lahan kosong milik keluarga di Dumai.
Lahan itu akan aku jadikan sebagai lahan penelitian. Jika berhasil, lahan itu akan menjadi hutan produksi.
Aku memang belom memberi sesuatu yang khusus untuk keluarga. Hanya serapan ilmu yang bisa ku persembahkan. Aku minta maaf ke keluarga, karena aku gak bisa mendapatkan nilai yang bagus. Maaf banget. Aku juga minta maaf, karena selalu bermimpi untuk bisa kuliah di luar negeri, punya rumah di Holland, keliling dunia, menjadi penulis, anggota LSM, punya rumah singgah untuk anak jalanan, mendirikan sekolah baru untuk anak jalanan dsb. Tapi itu semua hanya mimpi yang gak akan pernah terwujud. Aku tau dan aku sadar akan hal itu. Minimal, aku ingin membuat kalian bangga. Aku memang telah gagal, tapi dari kegagalan itu, suatu saat aku akan memberikan sesuatu yang layak dan bisa dibanggakan untuk kalian semua.
Aku minta maaf untuk semua keegoisan, ke-iri-an, dan perilaku yang salah.
Aku gak pernah mengharapkan sesuatu yang lebih kepada kalian semua.
Jika kalian telah membaca ini, aku mau kalian menjauhiku secara perlahan. Aku gak mau kalian sakit. Ini untuk kebaikan kalian kok, bukan untukku. Aku yang minta loh.
Aku gak mau di kasihani, karna aku gengsian.
Aku sengaja ngasih tau, bukan untuk minta di kasihani. Bukan kok. Tapi untuk kesehatan kalian karna sakitku ini menular.
Mungkin ceritaku ini terlalu lebay, karena ini hanya diagnosa awal. Belum vonis. Besok penentuan.
Jujur aku takut. Aku takut jika semua ini terjadi.
Aku takut aku gak punya siapa2 lagi. Aku takut, ketika aku mati, aku akan sendiri.
Aku takut aku menghadapi sakitnya sendiri. Tapi aku gak mau, kalian juga ikut sakit
Terkadang aku merasa egois, jika gak ngasih tau hal ini. Tapi kali ini aku harus mengalah. Untuk kebaikan semua.
Aku sayang kalian semua,
aku gak pernah mengharapkan sakit yang kaya' gini. BUKAN AKU YANG MINTA, KAWAN.!
Aku gak pernah melakukan kesalahan besar sehingga aku jadi seperti ini. Mungkin aku sering bohong, sering dengki ataupun melakukan kejahatan kecil. tapi aku gak pernah bunuh orang, ataupun melakukan kejahatan yang besar.
Semua takdir.
Ini jalan yang harus aku lalui.
Kalian harus lepas dari genggamanku.
Maaf.